GIANAYAR – BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar media gathering bersama 60 wartawan media masa yang tersebar di tiga cabang BPJS wilayah Provinsi Bali yang tersebar di cabang Denpasar, Cabang Klungkung dan Cabang Singaraja.
“Kami menyadari tanpa Media Masa, program yang kami jalankan tidak akan sampai di masyarakat. Sekarang inilah waktunya kita berkumpul dan saling mengenal,” ungkap Deputi Direksi BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Bali, NTB, NTT, Army Adrian Lubis saat membuka acara Media Gathering di Gianyar, Selasa 21 November 2017.
Dijelaskan, tujuan acara ini adalah yang pertama untuk menjaga hubungan kemitraan antara BPJS Kesehatan dengan Media masa sehingga tercipta seinergi bersama untuk mensukseskan progran JKN KIS dengan harapan rekan-rekan media bersedia menyampaikan informasi positif terkait BPJS kesehatan kepada masyarakat.
Yang kedua menurut Army, untuk meningkatkan pemahaman media masa terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan terutama informasi tentang program-program terbaru tentang BPJS Kesehatan untuk disebarkan ke Masyarakat.
Diera Globalisasi informasi saat ini pesan media masa sangatlah penting dan berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi setiap saat disemua segi kehidupan, tak terkecuali menyangkut pemberitaan tentang BPJS Kesehatan. Banyak sekali pemberitaan di Media Sosial tentang BPJS kesehatan dimana tidak seluruh pemberitaan tersebut adalah benar.
“Kami mengaharapkan Media masa bisa memberitakan dengan berimbang dan sesuai dengan realita yang terjadi. Saya yakin dengan kerjasama yang telah terjalin selama ini, kita dapat bersinergi untuk membangun indonesia yang sehat melalui program JKN KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan,” ujar Army.
Menurutnya, BPJS Kesehatan itu duduk dan berjalan salah satunya adalah peran media masa diseluruh Indonesia. “Kita tahu bahwa di Amerika tiga bulan saja pembangunan Obamacare itu jalan sudah koleb, dan ganti Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump Obamacare dibuabarkan, namun masyarakat protes.” imbuhnya.
JKN KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan sudah berjalan hampir 4 Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 waktu satu bulan lagi pas 4 Tahun, kita sudah berjalan walaupun kekurangn-kekurangan itu ada. “Kita tahu bahwa di Amerika 3 bulan sudah koleb. Di Jerman sampai 86 tahun, Korea Selatan 40 tahun baru bisa eksis. Kita di Indonesia 4 tahun sudah lumayan kalau dikaji dan kita dibandingankan dengan Negara-Negara Maju yang ada yang mengelola JKN KIS nya,” terangnya.
Imbuhnya, dari 184,5 Juta peserta BPJS Kesehatan dari seluruh penduduk Indonesia itu sebenarnya banyak sekali yang dirasakan mereka hal-hal yang positif yang dapat membantu dan meringakan tentang biaya-biaya kesehatan. “Namun yang banyak itu, kadangkala kalah dengan satu pemberitaan yang memuat satu saja keluhan,” Imbuhnya.

Hal lainya disampaikan oleh Triwidhi Hastuti Puspitasari selaku asisten deputi bidang monitoring dan evaluasi BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Bali, NTB, NTT. Di Kabupaten Jembrana dan Karangasem berada di tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan yang paling rendah. “Dua wilayah itu akan terus mendapatkan sosisalisasi program jaminan kesehatan BPJS. Masyarakat terutama yang berpenghasilan tetap (karyawan) prosentasenya berbeda dengan wilayah lain. Itu yang mempengaruhi.” Jelasnya.