Buleleng – Beredar video salah satu Perguruan Tinggi Pariwisata di Buleleng melakukan kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau Ospek dengan kegiatan aktraksi yang mengerikan, sontak menimbulkan polemik di publik Buleleng. Diketahui, dalam sebuah video berdurasi beberapa detik di media sosial itu calon mahasiswa berjalan melintasi api yang berkobar diatas tanah. Atraksi calon mahasiswa saat menjalani Ospek cukup menegangkan ini oleh beberapa kalangan dinilai berlebihan.
Beredar Informasi kalau atraksi tersebut dilakukan oleh PPLP Pansophia Singaraja jalan Pantai Camplung Singaraja saat proses pelaksanaan Ospek berlangsung. Dikonfirmasi kebenaran tentang video tersebut, Direktur Pansophia Singaraja, Made Yudana tidak menampik, adanya aksi menegangkan saat proses Ospek berlangsung. Menurutya, aksi dengan berjalan di atas api digelar pada Jumat (28/7/2017) malam lalu, dilakukan bekerjasama dengan pihak Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja. Bahkan pelaksanakan itupun di dihalaman SPN Singaraja, dengan pengawasan secara langsung.
“Saya ada disana, dari menit ke menit. Bahkan saya duluan mencoba berjalan di atas api itu. Saya tidak mengizinkan siapapun, sebelum saya. Bahkan saya tegaskan kegiatan fire walk ini tidak mengandung unsur pemaksaan. Kami hanya mempersilahkan bagi yang berani saja. Dan Kepala SPN berada disamping untuk memantau, 70 persen dari total calon mahasiswa mencobanya,” kata Yudana, saat ditemui, Senin (31/7/2017).
Yudana juga memaparkan, awalnya sebelum melangkahkan kakinya di atas kobaran api sepanjang 1,5 meter, instruktur dari SPN yang berjumlah 14 orang meminta Yudana dan beberapa peserta lain untuk menyelupkan kedua kakinya di dalam kubangan air pertama, yang sudah dibuat sebelumnya. “Setelah kaki dicelupkan, para peserta dipersilahkan untuk melintasi kobaran api, lalu kembali mendarat di dalam kubangan air kedua. Atraksi berjalan di atas kobaran api itu berakhir dengan aman,” ungkap Yudana.
Hal senada juga disampaikan, salah satu calon mahasiswa PPLP Pansophia Singaraja, Putu Devi Anggriani (16). Devi mengaku, senang mencoba melakukan atraksi fire walk. “Saat kegiatan itu, memang benar kok tidak ada unsur pemaksaan dan tidak ada kekerasan,” ujar Devi.
Kegiatan OKK tahun ajaran 2017/2018 ini memang sengaja dilakukan dengan melibatkan pihak SPN. Tujuannya, untuk mengajarkan, mengubah perilaku yang kurang disiplin, serta menghilangkan karakter buruk yang sebelumnya dimiliki oleh para calon mahasiswanya.
“Apa yang diberikan SPN baik untuk anak-anak. Ada empat pilar kebangsaan, renungan hidup di malam hari. Dan benar, banyak anak-anak menyesali perilaku insentrik mereka sebelumnya, yang tidak mendengarkan kata orang tua atau guru. Ini kan berdampak postif bagi mereka,” pungkas Yudana