Denpasar – Bayi kembar 4 lahir di Rumah Sakit Puri Bunda Denpasar. Bayi milik pasangan suami isteri Putu Agra Ricna Sukarmawan- Luh Gede Irin Pradnyawati (Agra-Irin) lahir sehat dengan berat badan normal. Keempat bayi itu 3 berjenis kelamin perempuan dan 1 berjenis kelamin laki-laki.
Keempat bayi itu langsung diberi nama masing-masing Putu Agartha Delano Rinandra (Agartha) dengan berat 1660 gram, Made Anaila Zeina Rinandra (Naila) dengan berat 1530 gram, Komang Anaira Isyani Rinandra (Naira) dengan berat 1740 gram dan terakhir Ketut Anaysa Kamila Rinandra (Naysa) dengan berat 1200 gram.
Namun saat meninggalkan rumah sakit, berat badan bayi terus meningkat pesat masing-masing 2100 gram, 2020 gram, 2000 gram dan 1600 gram. Karena kondisi yang semakin stabil, dengan berat badan yang terus meningkat, maka tim dokter yang terdiri dari 11 dokter dari berbagai disiplin ilmu akhirnya memperbolehkan keempat bayi itu boleh pulang ke rumahnya.
Direktur Utama RSIA Puri Bunda Bali dr. Ida Bagus Semadi Putra, SpOGÂ mengatakan, bayi kembar 4 tergolong langkah di bumi ini. Angka kejadiannya diperkirakan 1:512 ribu kelahiran. Ia mengakui jika di Indonesia memang kasus yang sama sudah beberapa kali terjadi seperti di Medan, Jakarta. Namun tidak semua bayi berhasil selamat.
Ia mengakui, untuk di Bali memang belum ada publikasi apakah sudah pernah ada kasus serupa atau belum, tetapi yang pasti memang belum pernah ada publikasi serupa. “Kalau untuk RS Puri Bunda Denpasar, bayi kembar 4 atau quadruplet memang menjadi kasus perdana. Dan semuanya ditangani dengan baik tim dokter dari RS Puri Bunda,” ujarnya saat ditemui di Denpasar, Jumat (31/8).

Menurutnya, Pasutri ini sudah 3 tahun menikah, tetapi belum memiliki anak. Berbagai upaya seperti konsultasi, pemeriksaan, terapi kesuburan, telah dijalani secara bertahap. Dengan memanfaatkan teknologi dan kemajuan ilmu kedokteran yang disebut dengan teknologi reproduksi terbantu Irin akhirnya dinyatakan positif hamil. Saat diperiksa oleh tim dokter, ternyata ditemukan bayi kembar 4.
“Merawat bayi kembar 4 tidaklah mudah. Berbagai risiko dan kesulitan akan dihadapi tim dokter, mulai dari ancaman keguguran atau lahir prematur, lahir cacat dan sebagainya. Belum lagi risiko dan ancaman yang bisa saja terjadi di ibu para bayi mulai dari kontraksi otot rahim, stress, hipertensi dan anemia. Namun semua itu dilewati dengan aman dan lancar. Hal ini berkat perlindungan Yang Maha Kuasa dan kerja sama dari keluarga terutama Pasutri dari keempat bayi itu,” ujarnya.
Menurutnya, proses persalinan dan penanganan medis yang dilakukan oleh RS Puri Bunda dengan tim dokter yang sangat berkompeten di bidangnya akhirnya berbuah manis. Seluruh proses persalinan berjalan normal dengan penanganan operasi sesar. Saat usai kandungan sekitar 28 minggu atau 7 bulan lebih, Irin mengalami kontraksi otot rahim diserta keluar lendir campur darah.
Gejala ini terjadi ketika usia kehamilan mau berjalan 29 minggu tepat pada tanggal 12 Juli 2018. Irin akhirnya dibawa ke RS Puri Bunda. Tim dokter memutuskan, Irin istirahat total di RS Puri Bunda. Namun pada saat kehamilan berusia 32 minggu, pecah air ketuban. Dan tanggal 1Agustus 2018 diputuskan untuk melakukan operasi sesar. Seluruh proses berjalan lancar. Karena lahir prematur, maka bayi itu ditaruh di NICU.
“Pasca operasi, perawatan dilakukan kurang lebih 3 minggu, dan hari ini, Jumat (31/8) keempat bayi itu sudah bisa boleh pulang,” ujarnya.