Bandara Ngurah Rai Pantau Terus Perkembangan Abu Vulkanik Gunung Agung

General Manajer PT Angkasa Pura Ngurah Rai Haruman Sulaksono

Kuta, Berita Dewata – Bandara Internasional Ngurah Rai terus memantau perkembangan aktifitas Gunung Agung, terutama arah angin yang membawa abu vulkanik menuju Bandara Ngurah Rai. General Manajer PT Angkasa Pura Ngurah Rai Haruman Sulaksono mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan seluruh stakehollder yang ada seperti AirNav, BMKG, serta Otoritas Bandara.

“Seperti kejadian tadi malam. Ada informasi Gunung Agung erupsi. Wujud nyata adalah kami melakukan paper test setiap saat, per jam. Paper tes untuk mengetahui apakah semburan erupsi itu akan sampai di wilayah bandar udara atau tidak. Selanjutnya apabila itu terjadi tentunya kita akan melakukan langkah langkah selanjutnya agar tidak mengganggu apa kegiatan penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai,” ujarnya di Denpasar, Jumat (29/3).

Selama ini Bandara Ngurah Rai terus memantau perkembangan erupsi Gunung Agung. Koordinasi dengan AirNav, Otban, BMKG dan juga bahkan PVMBG terus dilakukan. Beruntungnya kondisi saat ini masih aman dan terkendali. Operasional bandara sama sekali tidak terganggu karena sebaran abu tidak tidak sampai di ruang udara Bandara Ngurah Rai.

“Untuk saat ini belum kami pantau terus. Jadi semalam itu ada informasi terkait erupsi, kami langsung melakukan koordinasi internal. Pertama adalah melakukan Paper tes untuk mengetahui perkembangan setiap jam. Kemudian kami koordinasi dengan stakeholder khususnya otoritas Bandar Udara, kemudian air navigasi dan Metrologi untuk bersama-sama monitor progres karena setiap update pada kondisi tersebut dilaporkan kepada pimpinan yang lebih tinggi,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada Kamis malam (28/3) sekitar pukul 18.25 Wita terjadi erupsi Gunung Agung yang cukup dahsyat. Erupsi tersebut terekam dalam seismogram dengan amplitudo 25 milimeter, dan durasi 2 menit, 32 detik. Pos pantau pengamatan Gunung Api di Rendang mengatakan memang benar terjadi erupsi.

Namun dijelaskan, jenisnya bahwa erupsi tersebut merupakan fenomena alam biasa. Masyarakat agar tetap tenang dan waspada, ikuti arahan petugas yang ada. Radius zona bahaya belum berubah yakni 4 kilometer dan status Gunung Agung juga belum berubah yakni di level 3 Siaga. Jenis erupsinya adalah erupsi magmatik eksplosif berskala kecil.

Sekalipun itu merupakan fenomena biasa, namun akibat erupsi tersebut terjadi hujan abu. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, abu bergerak ke arat selatan dan barat daya sehingga beberapa desa dan bahkan satu kecamatan yakni Kecamatan Kubu sudah terpapar hujan abu. Kesaksian warga di beberapa titik mengatakan jika warga mendengar terjadi sekali ledakan cukup besar di puncak kawah.

Akibat ledakan itu, sekitar 20 KK dari Desa Ban, Kecamatan Kubu sudah mengungsi ke Kantor Desa untuk mencari tempat yang lebih aman dan mudah mobilitasnya. “Sebenarnya masyarakat bergerak menuju Kantor Desa Ban, untuk menghindari hujan abu. Kami tegaskan, agar warga tidak perlu panik. Dengarkan arahan petugas dan semuanya pasti teratasi,” ujar Kepala BPBD Bali I Made Rentin.

Semalam petugas terus berupaya menenangkan warga yang karena panik bergerak ke kantor desa. Sampai saat ini belum menerima dari otoritas yang berwenang baik untuk menaikan status gunung maupun memperluas radius zona bahaya. Artinya, semuanya masih bisa dikendalikan. Makanya masyarakat minta agar warga tetap tenang dan ikuti arahan petugas. Ia juga meminta agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi dari pihak yang tidak resmi, dari lembaga yang tidak resmi agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here