BeritaDewata.Com, Denpasar – Bali secara gegap gempita akan mendeklarasikan Gerakan Anti Khilafah (GRAK) Indonesia. Deklarasi itu akan dilakukan secara besar-besaran pada 20 Mei 2017 nanti oleh gabungan dari seluruh Ormas di Bali di antaranya Pemuda Pancasila, Banser NU, GP Ansor, toko-toko Hindu, dan berbagai agama lainnya.
Deklarasi GRAK itu akan ditandai dengan sembahyang bersama di tempat Soekarno pernah menghuni sebuah kamar di Jl Veteran di Denpasar, seminar dan aksi pembentangan bendera panjang mengelilingi bundaran di titik nol Kota Denpasar dan berbagai aksi lainnya.
Koordinator GRAK Bali Nyoman Mardika menjelaskan, deklarasi tersebut akan disusul dengan aksi-aksi lainnya yang akan terus dilakukan di Bali. “Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, silent majority Indonesia memang lebih banyak. Tetapi saat ini kita tidak bisa diam. Gerakan radikalisme Indonesia saat ini tidak sekedar wacana tetapi sudah nyata. Kalau baru wacana maka kita harus melawannya secara wacana. Sekarang sudah aksi, maka kita harus melawannya dengan aksi juga. Kita tidak bisa diam, sebab kalau diam maka suatu saat akan besar dan akan terjadi kejatuhan NKRI,” ujarnya di Denpasar, Senin (8/5).
Humas Pemuda Pancasila Bali Mangde Suparta menjelaskan, ideologi Pancasila di Indonesia itu sudah final. “Kami akan bertarung habis-habisan terhadap siapa saja yang akan merongrong dasar negara, konstitusi UUD 45, dengan jiwa raga kami,” ujarnnya.
Menurutnya, gerakan untuk mengganti negara ini dengan dengan syariat Islam sudah di depan mata. “Kami menilai, Pancasila itu sudah final. Indonesia itu bukan Timur Tengah yang mau menggunakan syariat Islam,” ujarnya.
Dalam deklarasi tersebut, ratusan peserta akan menandatangani penolakan terhadap Gerakan Khilafah Indonesia, mendukung upaya pemerintan, TNI, Polri, dalam memberantas setiap gerakan yang berbau syariat Islam dan membantu setiap Ormas Islam di Indonesia untuk memberantas gerakan Khilafah.
