DENPASAR, BERITA DEWATA – Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Valentina Lovina Tanate menerangkan Balai Bahasa Provinsi Bali menunjukkan kinerja positif dengan tercapainya target sejumlah program strategis.
” Bahkan di semua lini program, berhasil melampaui target yang ditetapkan sebelumnya,” ujarnya saat menggelar Taklimat Media bertempat di Kantor Balai Bahasa Provinsi Bali, Kota Denpasar, Senin (30/12/2024).
Valentina mengungkapkan capaian dari pelaksanaan tiga program prioritas Badan Bahasa, yang meliputi Literasi Kebahasaan dan Sastra, Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Internasionalisasi Bahasa Indonesia.
” Untuk program pertama, yakni Literasi Kebahasaan dan Sastra, Valentina mengaku Balai Bahasa Provinsi Bali berhasil melaksanakan peningkatan literasi generasi muda dengan capaian 6.055 generasi muda selama tahun 2024. Kemudian, bimbingan teknis pemberdayaan komunitas literasi tercapai 24 komunitas dari 9 kabupaten/kota se-Bali,” ungkapnya.
Valentina menambahkan dalam kaitan program literasi ini, Balai Bahasa Provinsi Bali juga memfasilitasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).
Target peserta uji di Provinsi Bali 1.615 peserta. Tercapai 5.976 peserta uji dari 367 instansi. “Ini sudah luar biasa. Harapan kami semakin banyak pihak mengikuti UKBI,” ujar Valentina didampingi Kasubbag Umum, I Nyoman Sutrisna.
Dalam UKBI, imbuh Valentina, tidak menentukan lulus dan tidak lulus, tapi menetapkan peringkat dari grade Terbatas, Semenjana, Madya, Unggul, Sangat Unggul dan Istimewa.
“Harapan kami ke depannya lebih banyak lagi pihak yang akan mengikuti UKBI,” kata Valentina.
Guna meningkatkan literasi kebahasaan dan sastra, lanjut Valentina, Balai Bahasa Bali juga melakukan penyediaan buku bacaan berbahasa daerah (Bali) dan berbahasa Indonesia. Valentina menjelaskan, selama ini buku bacaan cerita anak berbahasa daerah susah didapatkan, karena itulah diadakan program ini. Dalam program ini, ada 120 penulis di Provinsi Bali yang terpilih dan ada 116 buku cerita anak yang berhasil diterbitkan.
“Selama tahun 2024, Balai Bahasa Bali juga melaksanakan pembinaan pengutamaan bahasa Negara di 58 lembaga. Pembinaan penutur bahasa Indonesia di 9 kabupaten/kota. Serta pendampingan dan fasilitasi kebahasaan bagi penegak hukum sesuai permintaan, seperti dari kepolisian dan kejaksaan,” kata Valentina Lovina Tanate.
Valentina juga memaparkan jumlah produk pengembangan bahasa dan sastra, di antaranya kosakata dalam bahasa Bali yang diusulkan untuk menambah khazanah lema KBBI, terinventarisasi 507 lema. Selain itu, Balai Bahasa Bali melakukan pemutahiran kamus dari Bali-Indonesia, dan Kamus Valensi Verba Bahasa Bali terinventarisasi 635 lema.
Lebih lanjut Kepala Balai Bahasa Bali menyampaikan dalam kaitan program Pelindungan Bahasa dan Sastra, seluruh UPT di bawah Badan Bahasa melakukan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Hal ini sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar Episode #17. Program ini dilakukan karena sebagian besar bahasa daerah di Indonesia berada dalam kondisi rentan, terancam punah, hingga kritis.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan RBD, antara lain rapat koordinasi antarinstansi, diskusi kelompok terpumpun (penyusunan modul), pelatihan guru utama, monitoring dan evaluasi, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), Kemah Cerpen/Puisi, hingga Festival Teater Berbahasa Bali. Dalam program Pelindungan Bahasa dan Sastra ini, Balai Bahasa Bali menargetkan jumlah partisipan sebanyak 315 peserta, dan tercapai 390 peserta se-Bali.
“Kami melakukan sinkronisasi program Revitalisasi Bahasa Daerah dengan Peraturan Gubernur Bali No. 80 Tahun 2028 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali itu tanggung jawab Dinas Kebudayaan, sedangkan RBD tanggung jawabnya satuan pendidikan. Sehingga jelas apa yang menjadi tanggung jawab daerah dan pusat,” tutur Valentina.
Terakhir, untuk program Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Valentina mengatakan, Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan salah satu langkah strategis untuk menginternasionalisasi bahasa Indonesia. Ada tiga model ke-BIPA-an yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali, yakni Bimbingan Teknis Program BIPA, Forum Ilmiah Ke-BIPA-an, dan Pemasyarakatan Program BIPA.
Adapun hasil yang diperoleh selama tahun 2024, di antaranya untuk Forum Ilmiah Ke-BIPA-an, lembaga BIPA terfasilitasi dari target 5 lembaga tercapai 20 lembaga. Jumlah pemeajar BIPA dari target 427, tercapai 463 pemelajar. Selain itu, 12 lembaga BIPA terlibat dalam Festival Cakap Berbahasa, dengan 14 negara asal pemelajar BIPA.