Denpasar – Ketua Asita Bali Ketut Ardhana berharap agar jumlah buyers di ajang Bali Beyond Travel Fair (BBTF) tahun 2018 akan terus bertambah atau meningkat secara signifikan. Tahun 2017 lalu, buyers yang berpartisipasi hanya mencapai 225 buyers.
Sementara sampai saat ini jumlah buyers yang sudah konfirmasi kehadiran mencapai 275 buyers tour operators dan akan terus bertambah. Ia berharap, seluruh stakeholder bisa memanfaatkan event ini secara maksimal karena Indonesia memiliki kekayaan destinasi yang luar biasa.
“Kita mengharapkan agar BBTF ini diikuti oleh industri pariwisata dari daerah lain di Indonesia. Karena BBTF ini ada beyond. Beyond itu seluruh nusantara agar bisa mempromosikan destinasinya. Tahun lalu ada 19 provinsi yang ikut di BBTF. Tahun ini kami ingin agar lebih banyak lagi provinsi yang ikut di BBTF ini,” ujarnya di Denpasar, Rabu (28/3) .
“Tujuannya adalah agar BBTF bisa menjadi market place, tempat berkumpulnya penjual dan pembeli. Disinilah terjadi bisnis pariwisata,” imbuhnya.
Menurut Ardana, BBTF juga akan ikut membantu pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sesuai yang ditargetkan pemerintah yakni 20 juta wisatwan di tahun 2019 ini. Potensi pasar itu Cina dan India karena keduanya adalah negara besar yang memiliki potensi pasar dan sebagainya.
Selain itu, pasar di beberapa negara Asean lainnya tetap digarap maksimal. Indonesia sebagai negara besar harus memilik event internasional di bidang promosi pariwisata dan inilah BBTF. BBTF inilah yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia menjadi market place di bidang pariwisata, sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Hal ini sudah terbukti dimana jumlah transaksi BBTF tahun lalu mencapai Rp 5,6 triliun.
“Sekarang target transaksi kita Rp 7,8 triliun. Seller sekarang 225 dan saya ingin menyampaikan hanya sekitar 18 atau 20 boots yang masih sisa yang lainnya sudah terjual semuanya dan target buyer kita adalah 275. Sekarang ada 42 yang daftar, tapi kami sebenarnya ingin meningkat sedikit sedikit saja. Jumlah 40 kami sudah happy yang penting bisa meningkat dari 38 tahun lalu.
Jumlah 42 ini tentu sudah kami seleksi. India harus ada. India banyak sekali yang mendaftar tetapi kami seleksi malah kami sudah sembunyikan dari beberapa travel agent, kami tiaak mau menngundang mereka karena kami takutnya mereka manfaatkan untuk jalan-jalan saja. Jadi kami ingin mengundang buyer yang potensial saja yang memang akan membawa bisnis buat Indonesia,” ujarnya. Sampai hari ini sudah 180 yang mendaftar dan masih lagi beberapa bulan ke depan ini.
BBTF dinilai bisa mendongkrak pariwisata di Indonesia terutama untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pasar Cina dan India akan menjadi fokus garapan BBTF di samping pasar Asean lainnya.
“Kita tidak berbicara pasar yang jauh-jauh seperti Amerika, Eropa, sekalipun mereka tetap menjadi market garapan kita. Sekarang kita bicarakan pasar yang paling berpotensi datang ke Indonesia yakni Cina dan India,” ujarnya. Menurutnya, Amerika dan Eropa tetap menjadi pasar tradisional, namun Cina dan India menjadi saat menjadi pasar terbesar kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Saat ini di Bali terjadi over kamar hotel tetapi jumlah kunjungan belum sebanding dengan jumlah kamar di Bali. Kondisi ini menyebabkan terjadi perang harga antara bintang 3 ke bawah karena banyak hotel berbintang yang dijual secara murah. Sekarang hotel bintang 3 hanya dijual Rp250.000 perhari.
“Kita tidak menginginkan seperti itu sebenarnya. Tetapi ini karena persaingan harga. Makanya kami meminta agar stop pembangunan hotel di Bali,” ujarnya.