Anggota DPR RI Tutik Kusuma Wardhani Srikandi Partai Demokrat mengucapkan “ Om Swastiastu Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan & Kuningan Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa ngicen Kerahayuan lan Kerahajengan ring Sajeroning Umat Om Santhi, Santhi, Santhi Om”
Sebentar lagi kita akan menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, yang biasanya jatuh pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan). Perayaan Hari raya galungan bagi masyarakat Hindu merupakan hari penting terciptanya Alam semesta beserta isinya, dimana dalam pelaksanaan Galungan sebagai simbolis kemenangan Dharma melawan Adharma (‘kemenangan Kebajikan melawan kejahatan’).
Seperti kita ketahui, Kata “Galungan” berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan dungulan, yang juga berarti menang. Karena itu di Jawa, wuku yang kesebelas disebut Wuku Galungan, sedangkan di Bali wuku yang kesebelas itu disebut Wuku Dungulan.
Dharma dan Adharma Pada hari raya suci Galungan dan Kuningan umat Hindu secara ritual dan spiritual melaksanakannya dengan suasana hati yang damai. Artinya dalam konteks tersebut kita hendaknya mampu instrospeksi diri siapa sesungguhnya jati diri kita, manusia yang dikatakan dewa ya, manusa ya, bhuta ya itu akan selalu ada dalam dirinya. Bagaimana cara menemukan hakekat dirinya yang sejati?, “matutur ikang atma ri jatinya” (Sanghyang Atma sadar akan jati dirinya)