13 Negara Bahas Keamanan Pelayaran Dunia

13 Negara Bahas Keamanan Pelayaran Dunia

Beritadewata.com, Badung – Sebanyak 13 negara di dunia bertemu di Kuta Bali selama 5 hari terhitunga sejak Senin (20/2) hingga Jumat (24/2) di Kuta Bali. Ke-13 negara tersebut merupakan anggota International Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities (IALA). Ke-13 negara yang dimaksud antara lain Indonesia, Australia, Jepang, Belanda, Turki, Korea Selatan, India, Irlandia, Malaysia, Singapura, Hongkong, Italia, dan Perancis.

Belasan anggota IALA tersebut tergabung dalam kerjasama dengan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI untuk menyelenggarakan Worshop on Common Phraseology and Procedures for Vessel Traffic Service (VTS) Communications di Kuta Bali. Workshop dibuka langsung oleh Sekretaris Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI I Nyoman Sukayadnya.

Menurut Sekretaris Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan I Nyoman Sukayadnya, seluruh anggota IALA termasuk Indonesia bertemu di Kuta Bali untuk membahas sistem komunikasi Vessel Traffic Service (VTS). Tujuannya pertaman untuk meningkatkan performance VTS di berbagai negara anggota IALA termasuk Indonesia tentang bagaimana cara mengoperasikannya, efektifitasnya, prosedurnya.

Kedua, sebagai wadah untuk bertukar dan berbagi best practices, ide, serta pengetahuan di antara para profesional di bidang VTS, dan sektor-sektor lainnya. Ketiga, workshop ini diharapkan bisa melahirkan rekomendasi tentang apa saja yang berhubungan dengan pemanfaatan VTS secara standar dan berlaku seluruh dunia.

“Dari 80 negara sudah menggunakan VTS, masing-masing menggunakan bahasa yang berbeda tetapi yang dilayani semuanya kapal. Kita sepakat gunakan VTS dalam bahasa Inggris. Bagaimana komunikasi itu harus efektif, sehingga semua negara bisa menggunakannya karena mereka juga melayani semua alur pelayaran baik kapal dalam negeri maupun kapal luar negeri,” ujarnya.  Workshop ini akan mengindentiikasi hal-hal yang berkaitan dengan IALA dengan tujuannya adalah demi keselamatan jiwa di laut dan kelancaran lalulintas laut baik di Indonesia maupun dunia internasional.

Untuk di Indonesia sendiri, saat ini sudah terpasang 21 VTS yang tersebar di 21 Pelabuhan besar mulai dari Pelabuhan Belawan, Teluk Bayur, Batam, Palembang, Jakarta, Merak, Panjang, Semarang, Surabaya, Benoa, Lembar! Pontianak, Banjarmasin, Batu Licin, Samarinda, Balikpapan, Makasar, Bitung, Dumai dan Bintuni serta Sorong. Namun kebutuhan tiap tahun terus meningkat seiring dengan upaya pemerintah untuk menjadi Indonesia sebagai poros maritim dunia, dan jalur tol laut yang akan menyebar seluruh Indonesia.

“Untuk sementara ini dirasa sangat cukup tetapi sebenarnya masih banyak pelabuhan yang belum terpasang. Apalagi terjadi peningkatan pelayaran terus terjadi setiap tahun,” ujarnya. Diharapkan idealnya, VTS terpasang di seluruh pelabuhan Indonesia.

VTS adalah sistem monitoring lalulintas pelayaran yang diterapkan oleh pelabuhan atau suatu manajemen armada perkapalan. Pronsip yang digunakan sama dengan air traffic control (ATC) pada dunia penerbangan. Secara sederhana sistem ini menggunakan radar, CCTV, frekuensi radio VHF, automatic identification system yang semua untuk mengetahui, mengikuti pergerakan kapal, memberikan informasi navigasi, cuaca, dalam satu daerah pelayaran tertentu atau terbatas.

“Jadi kalau semuanya berjalan, canggih, tidak ada lagi pandu kapal on board. Kapal cukup dipandu dari darat. Petugas standby di layar monitor. Petugas akan memberikan informasi seperti posisi kapal, bahaya navigasi, mengatur lalulintas kapal keluar masuk pelabuhan dan sebagainya,” ujarnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here